Kamis, 01 November 2012

RUNTUHNYA KERAJAAN HINDHU-BUDHA


Keruntuhan kerajaan2 Hindu-Budha di Indonesia menurut beberapa buku Sejarah Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Kerajaan-kerajaan yang kuat akan menguasai kerajaan-kerajaan yang lemah. Ini memang dapat kita lihat faktanya, seperti kerajaan Singasari lemah dan berhasil dikuasai oleh kerajaan Kediri, dan sebagainya. Demikian juga kalau Negara Indonesia lemah, akan d ikuasai oleh negara lain yang lebih kuat dari Indonesia. Penjajahan memang tidak dibenarkan lagi, tapi negara kuat bisa menjajah dari beberapa aspek tanpa harus menguasai daerah negara yang bersangkutan.
  2. Tidak ada kaderisasi dari para pemimpin / raja. Seperti halnya dengan Maha Patih Gajah Mada dan raja Hayam Wuruk, maka kerajaan Majapahit yang besar akhirnya roboh setelah berhasil mempersatukan wilayah Nusantara bahkan sampai ke Asia Tenggara, tetapi masih ada beberapa kerajaan di Nusantara yang belem bisa dipersatukan oleh Majapahit, seperti kerajaan Sunda. Sekarangpun Indonesia akan lemah bila para Pemimpin Bangsa tidak membuat kaderisasi agar generasi selanjutnya dapat menggantikan bahkan lebih maju, progresif, kreatif dan kuat dalam memikirkan keadaan bangsa Indonesia ini. bukan malah egois agar kepandaiannya tidak ditiru dan dikembangkan oleh generasi penerusnya.
  3. Timbulnya perang saudara dalam tubuh kerajaan tersebut. misalnya; perang Bubat dan Paregreg, Pembrontakan Kuti dan Semi, Pembrontakan Bhre Wirabumi, dan sebagainya. Ini sangat melemahkan eksistensi kerajaan. Apakah akan terjadi di Indonesia bila sampai sekarang masih terjadi perbedaan yang menimbulkan konflik akibat adanya pebedaan SARA? Aceh, Timor Timur, Papua, Poso, Ambon, bahkan antar suku, agama, dan golongan saling melecehkan dan terjadi konflik atau bentrok. Mahasiswa antar Fakultas dalam satu Universitas atau antar Universitas masih timbul saling serang/konflik, apakah ini bukan suatu perang saudara yang melemahkan negara Indonesia kita yang tercinta?
  4. Banyak daerah yang melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Fakta telah berbicara dalam sejarah Indonesia, kerajaan kecil mulai melepaskan diri dan menjadi negara yang kuat dan bahkan memukul kerajaan induknya. Timor Timur sudah lepas dari NKRI, beberapa daerah sudah menunjukkan tanda-tanda mau melepaskan diri dengan membuat bendera sendiri, bukan Sang Saka Merah Putih. Ini harus selalu kita waspadai dan perlu memperhatikan daerah-daerah dengan pemerataan dan kunjungan-kunjungan ke daerah untuk menemukan problematika yang segera harus dipecahkan atau ditanggulangi. Mental ABS (Asal Bapak Senang) harus dihapus. Kunjungan ke daerah dilakukan secara Sidak (Inspeksi Mendadak) agar tidak ditutupi masalah yang terjadi dan kunjungan ke daerah harus merupakan pelayanan, bukan untuk minta dilayani.
  5. Kemunduran Ekonomi dan Perdagangan. Ini terjadi karena lemahnya perdagangan kerajaan2 waktu itu karena tidak diimbangi dengan armada-armada laut yang kuat untuk perdagangan, padahal Indonesia sangat kaya dengan bahan baku dan barang dagangan ang terkenal dibutuhkan sampai ke luar negara lain. Maka perdagangan dan ekonomi waktu itu mulai dikuasai oleh para pedagang dari Barat (Eropa), India, Arab, Cina, dan sebagainya yang melemahkan perekonomian kerajaan, sehingga kemiskinan akan mempermudah penguasaan dari kerajaan lain. Kita bisa lihat sendiri di Indonesia saat ini, barang impor sangat dominan menguasai perekonomian kita, apalagi para generasi muda lebih senang mengkonsumsi barang, makanan, dan minuman Luar Negeri dari pada mengkonsumsi produk Dalam negeri. Ini mungkin karena gengsi atau bahkan sudah "Luar Negeri Minded". Belum lagi rakyat kecil yang antre BBM (Minyak Tanah), Rakyat antre Zakat Fitrah sampai berdesak-desakan, bahkan ada yang meninggal, dsb. sebaliknya Kaum Bourjuise Shopping dan rekreasi Ke Luar Negeri, Pemegang HPH (hak pengelolaan hutan) kenyataan hanya sebagai HPH yang baru --> Hak Pengrusakan Hutan . Sehingga hutan Indonesia yang ditetapkan PBB sebagai salah satu paru-paru dunia akan rusak, apalagi dengan adanya Illegal Logging dengan dalih menambah Devisa Negara lewat ekspor kayu. Sungguh Tragis!
  6. Dan sebagainya.
Nah... beginilah sebaiknya pengajaran sejarah, sebab sejarah mempunyai 3 dimensi pengajaran; yaitu:
  1. Masa Lampau
  2. Masa Sekarang
  3. Masa yang akan Datang
Sungguh menarik, karena sejarah juga mempunyai Tujuan dan fungsinya dalam pengajaran di dunia pendidikan Indonesia.
Seperti :

Tujuan Pengajaran Sejarah di Indonesia adalah:
  1. Kesadaran akan masa lampau yang baik untuk dikembangkan yang bersifat positif.
  2. Sikap kritiss dan arif dalam menyikapi faka-fakta sejarah.
  3. Memberikan Fakta sejarah yang patut diketahui agar kita bisa membandingkan antara segi positif dan negatifnya, sesuai dengan dimensi sejarah.
Fungsi Pengajaran Sejarah di Indonesia adalah:
  1. Mengajak untuk berpikir Kritis.
  2. Menumbuhkan Rasa Kebangsaan Indonesia.
  3. Rasa Tanggungjaab terhadap warisan budaya bangsanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar