Keruntuhan kerajaan2 Hindu-Budha di Indonesia menurut beberapa buku Sejarah Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Kerajaan-kerajaan yang kuat akan menguasai kerajaan-kerajaan yang
lemah. Ini memang dapat kita lihat faktanya, seperti kerajaan Singasari lemah dan berhasil
dikuasai oleh kerajaan Kediri, dan sebagainya. Demikian juga kalau Negara Indonesia lemah, akan d
ikuasai oleh negara lain yang lebih kuat dari Indonesia. Penjajahan memang
tidak dibenarkan lagi, tapi negara kuat bisa menjajah dari beberapa aspek
tanpa harus menguasai daerah negara yang bersangkutan.
- Tidak
ada kaderisasi dari para pemimpin / raja. Seperti halnya dengan Maha Patih Gajah Mada dan
raja Hayam Wuruk, maka kerajaan Majapahit yang besar akhirnya roboh
setelah berhasil mempersatukan wilayah Nusantara bahkan sampai ke Asia
Tenggara, tetapi masih ada beberapa kerajaan di Nusantara yang belem bisa
dipersatukan oleh Majapahit, seperti kerajaan Sunda. Sekarangpun Indonesia
akan lemah bila para Pemimpin Bangsa tidak membuat kaderisasi agar
generasi selanjutnya dapat menggantikan bahkan lebih
maju, progresif, kreatif dan kuat dalam memikirkan keadaan
bangsa Indonesia ini. bukan malah egois agar kepandaiannya tidak ditiru
dan dikembangkan oleh generasi penerusnya.
- Timbulnya
perang saudara dalam tubuh kerajaan tersebut. misalnya; perang Bubat dan
Paregreg, Pembrontakan Kuti dan Semi, Pembrontakan Bhre Wirabumi, dan
sebagainya. Ini sangat melemahkan eksistensi kerajaan. Apakah akan terjadi
di Indonesia bila sampai sekarang masih terjadi perbedaan yang menimbulkan
konflik akibat adanya pebedaan SARA? Aceh, Timor Timur, Papua, Poso,
Ambon, bahkan antar suku, agama, dan golongan saling melecehkan dan
terjadi konflik atau bentrok. Mahasiswa antar Fakultas dalam satu
Universitas atau antar Universitas masih timbul saling serang/konflik,
apakah ini bukan suatu perang saudara yang melemahkan negara Indonesia
kita yang tercinta?
- Banyak
daerah yang melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Fakta telah berbicara dalam
sejarah Indonesia, kerajaan kecil mulai melepaskan diri dan menjadi negara
yang kuat dan bahkan memukul kerajaan induknya. Timor Timur sudah lepas
dari NKRI, beberapa daerah sudah menunjukkan tanda-tanda mau melepaskan
diri dengan membuat bendera sendiri, bukan Sang Saka Merah Putih. Ini
harus selalu kita waspadai dan perlu memperhatikan daerah-daerah dengan
pemerataan dan kunjungan-kunjungan ke daerah untuk menemukan problematika
yang segera harus dipecahkan atau ditanggulangi. Mental ABS (Asal Bapak
Senang) harus dihapus. Kunjungan ke daerah dilakukan secara Sidak
(Inspeksi Mendadak) agar tidak ditutupi masalah yang terjadi dan kunjungan
ke daerah harus merupakan pelayanan, bukan untuk minta dilayani.
- Kemunduran
Ekonomi dan Perdagangan. Ini terjadi karena lemahnya perdagangan
kerajaan2 waktu itu karena tidak diimbangi dengan armada-armada laut yang
kuat untuk perdagangan, padahal Indonesia sangat kaya dengan bahan baku
dan barang dagangan ang terkenal dibutuhkan sampai ke luar negara lain.
Maka perdagangan dan ekonomi waktu itu mulai dikuasai oleh para pedagang
dari Barat (Eropa), India, Arab, Cina, dan sebagainya yang melemahkan
perekonomian kerajaan, sehingga kemiskinan akan mempermudah penguasaan
dari kerajaan lain. Kita bisa lihat sendiri di Indonesia saat ini, barang
impor sangat dominan menguasai perekonomian kita, apalagi para generasi
muda lebih senang mengkonsumsi barang, makanan, dan minuman Luar Negeri
dari pada mengkonsumsi produk Dalam negeri. Ini mungkin karena gengsi atau
bahkan sudah "Luar Negeri Minded". Belum lagi rakyat kecil yang
antre BBM (Minyak Tanah), Rakyat antre Zakat Fitrah sampai
berdesak-desakan, bahkan ada yang meninggal, dsb. sebaliknya Kaum
Bourjuise Shopping dan rekreasi Ke Luar Negeri, Pemegang HPH (hak
pengelolaan hutan) kenyataan hanya sebagai HPH yang baru --> Hak
Pengrusakan Hutan . Sehingga hutan Indonesia yang ditetapkan PBB sebagai
salah satu paru-paru dunia akan rusak, apalagi dengan adanya Illegal
Logging dengan dalih menambah Devisa Negara lewat ekspor kayu. Sungguh
Tragis!
- Dan sebagainya.
Nah... beginilah sebaiknya pengajaran sejarah, sebab
sejarah mempunyai 3 dimensi pengajaran; yaitu:
- Masa Lampau
- Masa Sekarang
- Masa yang akan Datang
Sungguh menarik, karena sejarah juga mempunyai Tujuan
dan fungsinya dalam pengajaran di dunia pendidikan Indonesia.
Seperti :
Tujuan Pengajaran Sejarah di Indonesia adalah:
Seperti :
Tujuan Pengajaran Sejarah di Indonesia adalah:
- Kesadaran akan
masa lampau yang baik untuk dikembangkan yang bersifat positif.
- Sikap kritiss dan arif dalam
menyikapi faka-fakta sejarah.
- Memberikan Fakta sejarah yang
patut diketahui agar kita bisa membandingkan antara segi positif dan
negatifnya, sesuai dengan dimensi sejarah.
Fungsi Pengajaran Sejarah di Indonesia adalah:
- Mengajak untuk
berpikir Kritis.
- Menumbuhkan Rasa Kebangsaan
Indonesia.
- Rasa Tanggungjaab terhadap
warisan budaya bangsanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar